Anda mungkin tau bahwa "mahluk" yang namanya robot diprogram untuk memilih satu dari dua atau beberapa pilihan yang jelas. Jika A maka P; jika B maka Q; jika A+B maka R, jika B+A maka S, jika A+A maka T... (...utk urusan program robot nih yang jago anak saya yg di Telkom Bandung, semoga dia baca tulisan ini). Tuhan ketika memberi pilihan kepada kita umumnya (kita memahaminya) tidak jelas sperti begitu. Misalnya ketika kita sariawan dan perlu makan buah maka Tuhan membimbing kita ke pasar buah atau cafe juice, lalu di sana banyak pilihan buah. Ada jambu biji kesukaan kita tapi kayanya berkulit keriput yang menandakan jambu tsb sudah beberapa hari nongkrong di situ. Ada apel yg kita suka, tapi nampak bintik-bintik spertinya bekas gigitan ulat, tapi murah dibanding anggur, tapi kalo di dalam apel itu ada ulat tertelan gimana?? :-) Nah... untungnya kecerdasan kita lebih lengkap dibanding robot. IQ - EQ - SQ - dst. Singkat cerita > Bagi mahasiswa yg kebetulan punya aktif
begitu lemah kita memahami isyarat Tuhan.. dan sebagian kita terus berupaya; memahami untuk melayani Tuhan atau memahami untuk "meminta pelayanan" dari Tuhan.. hasilnya adalah noktah-noktah bagai keping puzzle yang kita bingung menyusunnya.. lalu sketsa yang kita dapat; dengan harap: kita yang terpisah dalam dimensi ruang dan dimensi waktu serta dimensi sosial psikologia lainnya dengan berbagi akan menyusun sketsa-sketsa menjadi mudah difahami