Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

TUHAN TIDAK MENCIPTAKAN KITA SEBAGAI ROBOT...

Anda mungkin tau bahwa "mahluk" yang namanya robot diprogram untuk memilih satu dari dua atau beberapa pilihan yang jelas. Jika A maka P; jika B maka Q; jika A+B maka R, jika B+A maka S, jika A+A maka T... (...utk urusan program robot nih yang jago anak saya yg di Telkom Bandung, semoga dia baca tulisan ini). Tuhan ketika memberi pilihan kepada kita umumnya (kita memahaminya) tidak jelas sperti begitu.  Misalnya ketika kita sariawan dan perlu makan buah maka Tuhan membimbing kita ke pasar buah atau cafe juice, lalu di sana banyak pilihan buah. Ada jambu biji kesukaan kita tapi kayanya berkulit keriput yang menandakan jambu tsb sudah beberapa hari nongkrong di situ.  Ada apel yg kita suka, tapi nampak bintik-bintik spertinya bekas gigitan ulat, tapi murah dibanding anggur, tapi kalo di dalam apel itu ada ulat tertelan gimana?? :-) Nah... untungnya kecerdasan kita lebih lengkap dibanding robot.  IQ - EQ - SQ - dst. Singkat cerita > Bagi mahasiswa yg kebetulan punya aktif

"PERTUMBUHAN" MANUSIA

Manusia memang mahluk yang lemah. Fisik/jasmani mgk tidak perlu cerita dulu, yg aspek psikis atau rohani bisa kita fahami dr fenomena mudahnya manusia berubah dari benci menjadi suka, atau sebaliknya dari mengidamkan suatu hal >jadi mengidamkan sesuatu lain yg "bertentangan" dg hal tsb. Manusia juga tumbuh fisiknya; kecil merayap menjadi besar. Kurus mengembang menjadi gemuk. Rohani manusia juga tumbuh bertahap, tahap#1 > #2 > #3 > dst.  Menurut data empiris (. .teorinya banyak juga!! dlm konteks pendidikan; maaf blm sempat dicari ) Tiap tahap umumnya tidak konsisten, sesuai perkembangan banyak aspek.  Contoh yg "agak konsisten" sudah banyak kita dengar cerita semisal orang yg sejak remaja bercita-cita menjadi pilot, lalu dalam perkembangannya bercita-cita jadi pengusaha yg memiliki pesawat terbang.  Atau remaja yg bercita-cita jadi guru kemudian setelah berlalu masa ternyata jadi pengusaha pemilik Yayasan Sekolah lebih diidamkan, selanjutnya menjadi